Dikisahkan, ada seorang raja yang mengalami kegemukan. Dan karena itu  pula, ia sering sakit-sakitan. Hampir semua dokter dan tabib telah di  datangkan untuk mengobati penyakit sang Raja. Tapi, penyakit itu tak  kunjung sembuh juga.
Tinggal satu orang tabib yang belum di  panggil, itupun karena ia dikenal berfikiran beda dan kadang dianggap  tidak wajar. Tapi, karena tidak ada pilihan lain lagi, maka di  panggillah tabib yang dianggap setengah gila ini.
Maka  datanglah tabib itu kepada Raja. Ketika sang tabib masuk dan memeriksa,  ia langsung berlari keluar kamar dengan wajah ketakutan. Maka, ia di  kejar oleh pengawal istana, dan ditanya tentang penyait sang Raja. Tapi,  tabib setengah gila ini tak mau menjawabnya, meski telah di bujuk  sedemikian rupa.
Setelah ia diancam akan mendapatkan hukuman  barulah ia memberitahu, bahwa umur Raja tinggal 28 hari lagi. Sang Raja  sedang menunggu ajalnya. Mendengar jawaban tabib, sang Raja sangat  kaget. Iapun menangis tersedu.
Sejak itu, Raja yang gemuk itu  tidak bisa makan enak dan tak lagi tidur nyenyak. Sejak mendengar  perkataan tabib, Rajapun mulai melaksanakan ibadah. Namun sampai pada  hari ke 28, sang raja belum meninggal, maka di panggillah tabib tadi  unntuk menghadap. Dengan enteng, tabib aneh itu hanya menjawab “Sri Raja  memang tidak mati, tapi berat badan baginda turun drastiS dari  sebelumnya”.
Ditulis kembali dari buku Engkau Lebih Cantik Dari  Bulan Purnama_Muhamad Yasir.
Sahabat..
Tentunya kita tidak  mau dikatakan melakukan ibadah karena terpaksa seperti yang dilakukan  oleh Raja dalam kisah diatas..Namun kita bisa menilai sendiri apakah  diri kita selama ini melaksanakan ibadah karena cinta padaNya atau  terpaksa karena kewajiban semata. Keterpaksaan ini biasanya muncul  karena ketidakpahaman kita akan makna dan manfaat kita beribadah.
Sesungguhnya,  apabila kita mau memahami perintah Allah dan aturan yang telah  ditetapkanNya, maka kita akan menyadari bahwa ia begitu indah. Keindahan  agama merupakan suatu hal yang sulit untuk didapatkan apabila kita  masih saja beribadah karena terpaksa atau memiliki tujuan yang sifatnya  duniawi, bukan karena mengharap ridhoNya.
Sahabat..
Allah  tidak punya kepentingan terhadap ibadah kita...yang berkepentingan  justru kita sendiri... So….berhentilah menunda-nunda ketaatan pada  Allah...Mari beribadah padaNya dengan kesungguhan, penuh keikhlasan dan  kesabaran semata karena kecintaan padaNya bukan dengan  keterpaksaan..Karena pada akhirnya kita semua akan kembali kepadaNya  dengan rela atau terpaksa..
Kisah-kisah  motivasi 
0 komentar:
Posting Komentar